15 Jan 2010

Sekuntum harapan

Pernah bahkan sering dalam perjalanan napas saya, saya merasa bahwa ALLAH tidak mengabulkan doa-doa saya, lebih tepatnya BELUM mengabulkan doa-doa saya [kan tidak boleh berprasangka tidak baik ke ALLAH, tidak boleh], dan sering sekali saya mencoba mencari jawaban pada diri saya mengapa ALLAH belum mengabulkan doa saya yang ini dan yang itu

Doa … iya doa adalah saat saya sebagai seorang hamba sedang menginginkan sesuatu, seharusnya saya berdoa dan memanggil sang pemilik segala yang saya minta dengan lemah lembut, kan ALLAH maha mendengar jadi berdoa tidak perlu berteriak-teriak, dan berdoa itu bukanlah hanya aktivitas fisik yang mengangkat tangan lalu komat kamit, dan seperti kebiasaan saya diwaktu lalu yaitu mengucapkan doa berucap seperti kereta express dengan kecepatan 100km/jam, dan isi doanya juga seperti kaset yang saya fast forward, berdoa juga bukan seperti ke supermarket membawa daftar keperluan dan minta kepada ALLAH … karena itu bukan hanya tidak sopan tapi juga tidak rasional. tapi itu saya yang DULU …

Kini saya tahu bahwa berdoa bukanlah sekedar aktivitas lisan, tapi saat saya berdoa itu artinya saya sedang berhadapan dengan sang pemilik segalanya yang tak ada sesuatupun luput dari kuasaNYA, tempat saya mencurahkan pikiran dan perasaan tentang cara saya mengisi napas yang ALLAH titipkan saat ini, doa saya harus berisi rasa syukur, rasa cinta saya kepadaNYA, rasa takut, rasa hening.



Letakanlah perasaan bukan hanya ucapan, dan seharusnya saya sadar bahwa saat itu saya sedang berhadapan dengan sang pemilik segalanya, yang secara sadar saya mengerti bahwa hanya kepada ALLAH tempat satu-satunya meminta, yang kemana lagi saya meminta jika bukan kepadaNYA …

ya ALLAH betapa takutnya saya, jika sekuntum harapan saya kemudian akan layu, jika tak ENGKAU kabulkan doa saya maka kepada siapa lagi sekuntum harapan ini saya sampaikan… yang tanpa kasih sayangnya maka manusia yang fakir pasti akan binasa.

Nauzubillahimindzalik …



Kini saya mulai mengerti bahwa setiap doa seharusnya adalah demi mendekatkan diri kepada ALLAH, demi mengharap cintaNYA, karena jika ALLAH sudah mencintai umatnya maka tak ada lagi batasan diantaranya, dan bukankah setiap kekasih akan selalu mengabulkan permintaan kekasihnya, selalu ingin kekasihnya bahagia, melindunginya dari segala yang menyakitkan, melindungi dari fitnah, hinaan…

ah indahnya menjadi kekasih ALLAH, setiap sekuntum harapan pasti akan terkabul, dan ALLAH tidak pernah ingkar janji untuk mengabulkan setiap kuntum … :)

Tidak ada komentar: