9 Jan 2010

Hijab Sheikh Abdul Wahab as Sya'rani Bagikan

Saat membaca buku Mengintip Alam Barzah, buku kedua Ilm Laduni karya Kyai Luthfi Ghazali

Sheikh Abdul Wahab asSya'rani dulu (tidak jelas kapan..?) adalah rektor Universitas al Azhar. Beliau terkenal orang yang sangat alim. Perpustakaan pribadinya sangat lengkap, hingga menjadi image masyarakat saat dikatakan perpustakaan, yang terbayang pertama kali adalah perpustakaan Sheikh Abdul Wahab asSya'rani. seperti saat kita berbicara pasta gigi.. kita akan terbayang merek tertentu yang sangat terkenal itu.

Sheikh Abdul Wahab asSya'rani dikenal sangat mencintai isterinya, hingga meski beliau tergolong ulama besar, muallif kitab, sering dijadikan mainan kuda2an oleh isterinya. keadaan ini ditutup rapat oleh sheikh hingga tidak seorangpun tahu bahwa dia selalu kalah dengan isterinya bahkan sering disuruh merangkak untuk ditunggangi punggungnya persis seperti anak kecil yang main kuda-kudaan.

Sheikh Abdul Wahab asSya'rani (SAWS)sempat hilang kesabarannya dengan keadaan ini. Di luar rumah dia begitu dihormati tetapi di dalam rumah dia harus menjadi "mainan" isterinya SAWS kemudian pergi meninggalkan isterinya ke Maroko (?) dan bergabung dengan jalsah halqahnya para sufiyun yang setiap harinya hanya berdzikir dan mengkaji ilmu. Para sufiyun itu tidak bekerja, setiap waktunya makan mereka secara bergantian berdoa, dan tidak lama kemudian selalu saja ada orang yang mengantar makanan untuk mereka. Pembacaan doa secara bergantian itu dilakukan secara berurutan sesuai duduknya. Saat hampir mendekati giliran SAWS, beliau panik dan bingung doa apa yang dipanjatkan dan begitu mujarab hingga bisa menghadirkan makanan setiap saat.

SAWS kemudian memberanikan diri bertanya kepada ulama yang duduk disampingnya tentang doa yang dibaca yang begitu ampuh itu. ulama itu kemudian menjawab: "ya Allah dengan barakah kesabaran Sheikh Abdul Wahab asSya'rani atas perilaku isterinya, cukupilah kebutuhan jasmani kami untuk mendekat padaMu". Betapa terkejutnya SAWS, mereka yang mengikuti halqah sufiyun itu tidak mengenal dirinya, tetapi menggunakan dirinya untuk bertawasul. Lebih terkejut lagi, bagaimana mungkin apa yang dia simpan dan rahasiakan bisa diketahui orang lain? Namun SAWS menjadi paham bahwa upaya sabar dirinya atas isterinya benar2 diridloi oleh Allah. Hal ini yang kemudian membuatnya bertekad kembali ke cairo dan berkumpul kembali dengan isterinya.

Setelah berkumpul kembali dengan isterinya SAWS kemudian diperlakukan seperti biasanya, namun karena saking cintanya kepada isterinya, keadaan ini ditutup rapat hingga tidak seorangpun yang mengetahui bahwa isterinya memperlakukannya "secara kurang wajar" bagi masyarakat pada umumnya.

Setiap hari SAWS mengajar di Jami'ah al Azhar dari rumahnya menuju kampus dengan berjalan kaki. Di jalanan antara rumah dan Jami'ah ada kios sol sepatu milik Sheikh Ali al Khawwas, seorang yang dikenal oleh masyarakat sebagai waliyuLLah saat itu. Entah karena apa, setiap berjalan dan berpapasan dengan Sheikh Ali al Khawwas, SAWS selalu meledek... masak ada waliyuLLah itu orang yang bodoh? setiap hari ledekan itu diucapkannya dihadapan Sheikh Ali al Khawwas yang tukang sol sepatu itu.

Hingga suatu hari Sheikh Ali alKhawwas hilang kesabarannya. Saat bertemu dengan SAWS dan SAWS hendak meledek, Sheikh Ali al Khawwas mendahuluinya: uskut anta ya khimaara zainab

Sejak saat itu SAWS tidak lagi meledek Sheikh Ali al Khawwas, dan dia sadar atas kealpaan dirinya, mengapa orang yang tidak pernah menyakitinya malah dia sakiti dengan umpatan dan ejekan. Kesadaran atas kekeliruannya itu selalu memberinya hikmah dan bahkan hingga suatu hari malah tersembul niatan untuk berguru pada Sheikh Ali al Khawwas. Pada saat hatinya telah mantab, diberanikanlah untuk menemui Sheikh Ali al Khawwas.
"ya sheikh, izinkan belajar pada antum!" kata SAWS
"kalau belajar padaku syaratnya berat" jawab Sheikh Ali
"apa?"
"Kau harus membuang seluruh kitab-kitab yang ada diperpustakaanmu"
"HAA!!" SAWS terperanjat, kemudian meminta izin Sheikh Ali untuk berfikir terlebih dahulu.

sebulan lebih SAWS memilikirkan hal ini. Namun setiap difikirkan, keinginan kuat untuk berguru pada Sheikh Ali bertambah. Hingga akhrinya dengan bercucuran airmata SAWS membuang seluruh kitabnya kecuali satu kitab yang disayanginya. (menurut riwayat saking banyaknya kitab itu hingga bisa digunakan untuk jembatan di sungai nil)

setelah dibuang, SAWS kembali ke Sheikh Ali al Khawwas untuk memberi tahukan bahwa dia telah membuang seluruh kitabnya dan mohon izin berguru padanya. Namun Sheikh Ali al Khawwas berkata: "ndak, masih satu kitab lagi yang belum kau buang". SAWS kembali terkejut seluruh tubuhnya menjadi lemas tak berdaya, padahal perasaannya kitab itu disimpannya ditempat yang tak seorangpun mengetahuinya. Akhirnya dengan lesu SAWS kembali ke rumahnya dan butuh waktu yang lama untuk memikirkannya. Namun akhirnya dibuangnya juga satu kitab yang disayangnya itu.

Setelah itu, Sheikh Abdul Wahab as Sya'rani kembali menemui Sheikh Ali al Khawwas, dan Sheikh Ali al Khawwas telah menjemputnya didepan kios sol sepatunya. Begitu mendekat, Sheikh Ali al Khawwas kemudian menepuk dada Sheikh Abdul Wahab as Sya'rani. Tepukan pada dada itu seakan kemudian membuka hijabnya, sesuatu yang awal tak nampak, menjadi nampak, sesuatu yang samar menjadi tak lagi samar.

Yang terpenting... sejak saat itu Sheikh Abdul Wahab as Sya'rani benar-benar tidak butuh lagi kitab, setiap kali ada hal yang musykil Sheikh Abdul Wahab as Sya'rani cukup mendongakkan kepala dan kekasih sejatinya Rabbul Izzati memberi jawaban yang lebih luas dari kitab-kitab yang selama ini menyibukkannya.
yang menyatakan segala hal yang membuat seseorang terbelokkan dari tawajjuh kepada Allah adalah hijab, apapun bentuknya, termasuk juga istiqamah atau syariat itu sendiri, saya menjadi teringat cerita Habib Shaleh Ibn Ahmad Ibn Salim Alaydrus saat mengaji Risalah Qusairiyah tentang Sheikh Abdul Wahab asSya'rani. diamlah wahai keledai zainab!!! Betapa terkejut dan malunya SAWS mendengar itu!!! rahasia keluarganya yang dia tutup-tutupi ternyata ada lagi yang mengetahuinya!

Tidak ada komentar: