28 Jan 2010

Kalau Bisa Berjama'ah Kenapa Menyendiri? (1)

Kemarin sore, Sabtu 23-01-10, kami diberi tugas oleh Pengurus Persyadha untuk menyajikan pembahasan yang bertema dakwah di hadapan para da'i di PP Al Minhaj Wates Kediri. Karena peserta dauroh kader da'i ini kali adalah para pendakwah, maka dari tema tersebut kami tingkatkan ke tema lebih tinggi lagi yaitu dakwah melalui jama’ah dakwah. Kalau bisa dakwah secara berjama'ah mengapa masih enjoy dengan kesendiriannya?

Berdakwah secara berjama’ah merupakan untuk menumbuhkembangkan pergerakkan Islam secara kolektif.Prinsip dasar mengapa ummat Islam saat ini memahami dan sekaligus membutuhkan terwujud dakwah berjama’ah? Iyaaa karena hal ini berkesesuian dengan prinsip maksud, tujuan, strategi, dan missi mengembangkan perintah dakwah Islam. Di mana mengembangkan dakwah adalah melangsungkan kehidupan Islam. Kehidupan Islam dapat terwujud jika semua unsur dan elemen kehidupan ini dilandasi dan dilaksanakan dengan berpedoman pada Islam. Sehingga hukum-hukum Islam dapat diterapkan sesuai tujuan diturunkannya. Masyarakat dan negara dikendalikan dengan Islam. Akhirnya dapat dilihat sebuah kehidupan yang mencirikan akhlaq al Qur’an as Sunnah. Ini alasan pertama kenapa harus berjama'ah.

Prinsip kedua dalam berdakwah memiliki visi dan misi utama untuk menyelamatkan ummat dari tipu daya syaithon dan musuh-musuh Islam yang berupaya menjerumuskan ke neraka, dikembalikan ke jalan Alloh Ta’ala menuju surga. Bagaimana kita dakwah individual sementara kekuatan lawan terorganisir dengan baik. Nahhh jika dakwah Islam tidak terorganisir (berjama’ah), makan akan dikalahkan dengan kekuatan luar tersebut.

Ketiga adalah untuk mengembalikan pola pikir ummat yang rusak, menuju pada pola pikir Islam. Dari pemikiran kapitalis, komunis, sekulerisme dan materialis ke pemikiran Islam.

Keempat melaksanakan pembelaan terhadap hak-hak ummat yang teraniaya dan terdlolimi oleh kaum kufar. Baik pembelaan atas hak darahnya, hak hartanya, hak ahli-ahlinya, dan hak agamanya. Kelima pemulihan korban kedloliman kaum kufar dengan memberikan pelayanan sehingga hidupnya stabil, dan dapat melangsungkan kehidupan dengan selamat dunia akhirat.
Dari prinsip-prinsip dasar tersebut maka tidak dapat ditolak, bahwa dakwah merupakan jalan yang harus ditempuh walau rintangan menghadang. Dakwah merupakan kehidupan umat Islam yang akan membelah antara hak dan bathil. Intinya adalah memerangi kebecatan dan memelihara kemaslahantan, sebagaimana perintah al Qur’an dalam surat Ali Imron 104:

وَلتَكُن مِنكُم أُمَّةٌ

يَدعونَ إِلَى الخَيرِ

وَيَأمُرونَ بِالمَعروفِ

وَيَنهَونَ عَنِ المُنكَرِ ۚ

وَأُولٰئِكَ هُمُ المُفلِحونَ

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan ummat yang mengajak (berdakwah) kepada ma’ruf dan mencegah kepada munkar.

Kelima, berjama’ah berarti mengumpulkan potensi sehingga di dalamnya akan terjadi pengkoorganisasian potensi ummat. Potensi yang berserakkan, potensi yang tercecer, dan potensi yang masih terpendam hanya dapat terfungsikan dengan jalan menyatukan satu kekuatan jama’ah.
Keenam, perindividu masing-masing ummat memiliki kelemahan, udlur dan kepentingan sendiri-sendiri. Jika ada yang berhalangan, siapa yang bertanggung jawab, dan bagaimana cara mengatasinya? Padahal udlur itu datangnya tidak dapat ditengarahi dan tidak dapat ditolak.
Ketujuh, membentuk dan bergabung dengan jama’ah dakwah (jamdak) merupakan perwujudan dari perintah al Qura’an dan as Sunnah. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan kekuatan dalam izzul Islam wal muslimin. Membentuk dan bergabung jamdak adalah ibadah.
Kedelapan, di antara tujuan dakwah adalah hukum Islam terlaksana. Sarananya adalah kepemimpinan dalam berjama'ah. Untuk membentuk kepemimpinan harus dimulai dari membentuk kebersamaan. Berjama’ah dapat berarti sebagai miniatur dari sistem kepemimpinan dalam Islam. Dari sini bisa dimulai menuju urusan-urusan yang besar.

Semisal kebutuhan dakwah dan kerja dakwah di bawah ini sangat memerlukan koordinasi, jaringan dan kerja bersama. Jika dikerjakan secara sendiri-sendiri maka tidak efektif sama sekali.


Mengembangkan Jama’ah dakwah

Prinsip mengembangkan jama’ah dakwah (jamdak) tidak ubahnya adalah pengembangan manejemen kepemimpinan, dan kenegaraan yang dimulai dengan rancangan, pelaksanaan, evaluasi dan follow-up. Dalam notes sederhana ini, kami hanya ingin membahas jama’ah dakwah dalam kaitannya pengembangan dirinya selalu mengembangkan prisip-prinsip sebagai berikut:


  • Tarahum yaitu sikap persaudaraan yang dilandasi oleh keimanan, bukan oleh darah nasab atau harta. Persaudaraan seiman

  • Tawaddud yaitu sikap menumbuhkan rasa cinta di antara kaum muslimin dengan landasan kesamaan nilai-nilai perjuangan atau pola pikir yang sama. Tumbuh rasa cinta. Shilaturrahim berjalan dengan baik

  • Ta’athuf yaitu sikap nyata dengan memberi pertolongan pihak lain. Memberi pertolongan. Mendata yang kurang, dan memberi bantuan

  • Ribath al Fikry yaitu upaya menyatukan ide, pemeikikiran, kepemimpinan atas dasar konsep bukn figuritas

  • Ribath al Qolby yaitu menajamkan Perasaan/hati

  • Tasamuh yaitu saling hormat, menerima dan menghargai, ikhlas berjuang

  • Ribath ar Rohim yaitu upaya membentuk ikatan keluarga, kebersamaan





Dengan mengambil prinsip di atas akan dihasilkan jama’ah yang tangguh. Jama’ah yang tangguh dicirikan:

  1. memiliki komitmen atas kepentingan yang sama,

  2. melibatkan semua yang menjadi anggota untuk melakukan aksi,

  3. gerakkan yang dilancarkan terarah dan dapat diukur,

  4. keahlian tim yang melengkapinya,

  5. mampu menjalin jaringan.

  6. Programnya riil, tidak sekedar angan-angan kosong,









Tidak ada komentar: