13 Jan 2007

cinta-kahlil gibran

kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat

ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.

Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
“aku turut berbahagia untukmu”

Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata “aku lupa”
menunggu selamanya ketika kamu berkata “tunggu sebentar”
tetap tinggal ketika kamu berkata “tinggalkan aku sendiri”
mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata “bolehkah saya masuk ?”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.

Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa
yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.

kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu, karena takut kau berpaling dan
memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau sadari

Penyair:

7 Jan 2007

Kal ho na ho

“Sebuah pengingkaran pada hati nurani dan cinta kasih dari diri kita adalah sebuah sketsa dan perjalanan hidup yang paling pedih untuk ditapaki dan dihadapi. Kita sangat tahu diri bahwa dengan kondisi kita yang ada pada saat ini tidak memungkinkan untuk mengakui atau bahkan mengungkapkan sebuah cinta pada orang kita cintai. Kita tak tahu ada apa esok. Ada sesuatu di hati kita. Akan lebih indah mungkin, jika kita membawanya bersama kematian kita. Kita hanya bisa berharap, bahwa di kehidupan esok dia pasti milik kita.”

6 Jan 2007

kamus ogie

Gitalara

A

Aga : Apa

Ambo’ : Bapak, ayah

Ana’ : Anak

Aja’ : Jangan

Ada : Kata

Ala : Ambil

Ale : Diri sendiri

Aseng : Nama

Aru : Rumput

Arung : Bangsawan, Ningrat

Anri : Adik

Arua : Delapan

Anre : Makanan

Andi : Saudara muda/adik/bangsawan

Ase : Padi

Asera : sembilan

Ahera : Akhirat

Aha’ : Ahad/minggu

Awwah : Aduh

Aje : Kaki

Aju : Kayu

Angkalung : Bantal

Anjong : Terbang

Ancuwari : Kalamayer, kaki seribu

Awo : Bambu

Api : Api

Acca : Ilmu

Ane : Anai, rayap

Ata : Budak

Ampa’ : Petik/memetik dawai

Assareng : Acuan membuat songkok recca

Abala : Celaka/sial

Anynyarang : Kuda

Ampi : Jaga

Asu : Anjing

Aju : Kayu

Alau : Timur

Ati : Hati

Akka : Angkat

Amaure : Paman/Tante/Bibi

Aliri : Tiang rumah

B

Baja : Besok

Bale : Ikan

Bojo : Siput

Baje : Bajik

Bola : Rumah

Batu : Batu

Baine : Isteri

Bunre : Alat Penangkap ikan

Beppa : Kue

Boro : Bengkak

Botting : Kawin duduk pelaminan

Bangi : Pipi

Bulu : Gunung, rambut halus

Bembe’ : Kambing

Bembala : Domba

Bura : Batang pisang

Bukkang : Kepiting

Bone : Nama Kabupaten

BajoE : Nama tempat

Bombang : Ombak

Bokang : Elang

Bare’ : Beras

Balipeng : Kelabang

Bekku : Tekukur

Basi : Cendawan, jamur oncom

Bendi : Dokar, andong

Burasa : Buras

Benrang : Parit, Got

Bakkaweng : Atap rumah

Belo : Hias

Banynya : Angsa

Benynya : Animo, antusias

Bosi : Hujan

Boco’ : Kelambu

Bitara : Langit

C

Cicca’ : Cecak

Capio : Pet

Cakkong : Tengkuk

Ceddi : Satu

Ciddi’ : Jijik

Colo : Korek

Calabai : Laki-laki bertingkah seperti wanita

Calalai : Perempuan bertingkah seperti laki-laki

Cappe : Ikan Patek

Cempa : Asam

Capio : Pet

Camming : Cermin

Cemme : Mandi

Cenning : Manis, rasa gula

Calleda : Genit

Cindolo : Cendol

Canggoreng : Kacang tanah

Cambang : Ikan sepat, bulu pelipis

Coddo : Tusuk

Canring : Pacar

Cangkiri : Cangkir

Cigaro : Kerongkongan

Cukkuru : Cukur

Cinampe : Sebentar

Cili : Bolos, intip

Cule : Main

Cera’ : Nazar

Cinra : Gadis Tua

Cuku’ : Tunduk

Cora : Warna

D

Degaga : Tidak ada

Dodong : Lemah, lambat

Dongo’ : Bodoh, dungu

Dongi : Jenis burung Pemakan padi

Doja : Khatib

Dange : Nama Kue

Dare : Kebun

De’nre’ : Tadi

Deceng : Baik

Duri : Onak

Duwa : Dua

Dendang : Lagu, nyanyian

Dacculi : Telinga

Darame : Jerami padi

E

Elong : Nyanyian, lagu

Elo : Mau, akan

Engka : ada

Enre’ : Naik

Era : Ajak

Ellong : Leher

Ebbu : Bikin, buat

Erung : Uterus

Eppa : Empat

Enneng : Enam

Esso : Hari

Essang : Pikul

G

Golo : Bola

Gellang : Aluminium

Galung : Sawah

Gantolle : Capung

Golla : Gula

Gere’ : Sembelih

Gora : Berteriak

Gemme : Rambut

Genne : Pas, cukup

Garegge : Gergaji

Guru : Guru

Gatteng : Tarik

H

Handu’ : Handuk

I

Indo : Ibu

Idi : Kita

Isi : Gigi

Inreng : Utang

Iso : Isap

Iko : Kamu

Iti’ : Itik, bebek

Iyya : Saya, aku

Iyyanae : Inilah

Iga : Siapa

Inge : Hidung

Itai : Lihatlah

Iwe : Bibir

J

Jokka : jalan

Jambang : Berak, buang air besar

Janci : Janji

Jari : Jemari

Juku : daging

Julekka : Langkah kaki

Jaru : Acak

Jaguru : Tinju, Kepalan Tangan

Jangeng : Gila

Joli : Mencret

Jago : Kuat, berani

Janggo : Jenggot

Jori : Garis

Juling : Juling

Jama : Kerja

Jama’ : Jabat tangan

Jonjong : Gesah, Tergesah

K

Kalapung : Kura-kura

Kareba : Kabar

Kadera : Kursi

Keteng : Bulan bercahaya

Komba : Betina

Konteng : Juara kunci

Konja’ : Jelek

Kantong : Kantung, wadah, Saku Baju

Kedo : Goyang

Kaluku : Kelapa

Kanuku : Kuku

Kalepa : Ketiak

Kaliki : Pepaya

Kasiasi : Melarat

Kajompi : Kacang Panjang

Kajao : Nenek yang sudah tua

L

Lolo : Bergerak

Lanro : Pukul

Lame : Ubi, ketela pohon

Lajo : Layu

Lambace : Tomat

Ladang : Lombok

Labbu : Tepung

Lecce’ : Pindah

Luppe : Lompat

Lejja : Injak

Lampe : Panjang

Lao : Pergi, berangkat

Lemo : Jeruk

Leba : Mendarat

Lopi : Perahu

Lojeng : baki, nampan

Lojo : Lintah

Lorong : Molor

Lari : Lari

Lipa : Sarung

Lise : Isi, muatan

Lessi : Vagina

Laso : Penis

Linro : Dahi

Lila : Lidah

Lumpang : Terbalik

Leppang : Singgah, berhenti

Lebeng : Meluap

Linro : Dahi

Lima : Lima

Lali : Jengger

Lolli : Menggeliat

Loseng : Merayap

Lanro : Tempa, menempa

Lanjong : Tinggi

Lenrong : Belut

Luppe : Lompat

Langgo : Teman, kawan

M

Manre’ : Makan

Menre’ : Naik

Masse : Erat

Manu : Ayam

Muttama’ : Masuk

Maulu’ : Pikun

Monro’ : Tinggal

Malunra’ : Gurih

Macenning : Manis

Magello : Bagus

Mabela : Jauh

Maloang : Luas, lapang

Malebba’ : Lebar

Maccule : Bermain

Macai : Marah

Majjulekka’ : Melangkahi

Mattekka : Menyeberang

Magguru : Belajar

Maggaru : Mengacau, mengusik

Mangaru : Marah, geram

Mangolo : Menghadap

Mangule : Menggotong

Majjaguru : Meninju

Mataesso : Matahari

Mappangaja : Menasihati

Maradde : Menetap

Marota : Kotor

Mapaccing : Bersih

Macinna : Rasa ingin

Maccoddo : Menusuk

Maccolo : Mencair

Mappile : Memilih

Matinro : Tertidur

Manasu : Sudah matang

Mannasu : Memasak

Mawari : Basi

Moto : Bangun

Munri : Belakang

Mamuare : Semoga

Mallua : Menyala

Miccu : Ludah

Meong : Kucing

Mettu : Kentut

Makkenru : Bersetubuh

Makkunrai : Wanita

Massempe : Menendang

Maddoja : Begadang

Mannoko : Marah-marah

N

Nanre : Nasi

Nalai : Diambil

Namo : Nyamuk

Nennu : Tarik ulur, ingat

Nonno : Reda serta merta, menurun

Nennia : Juga

Naekiya : Akan tetapi

Nasaba : Karena, sebab

Ngingngi : Gusi

Nyameng : Enak,

O

Onde : Onde-onde, nama kue

Ola : Tempuh

Obbi : Panggil

Onrong : Tempat

Okko : Gigit

Oja : Kegila-gilaan

Onri : Belakangan

Orowane : Pria

P

Pura : Sudah

Pagero : Nyiru

Pattapi : Tampi

Paggalung : Petani

Panasa : Nangka

Pandang : Nenas

Palese : Toples

Pinra : Ubah

Punna : Punya

Pengnge : Ketan

Penne : Piring

Penno : Penuh

Pere : Ayun

Paja : Berhenti

Pijja : Dendeng

Pitu : Tujuh

Pitte : Benang

Pejje : garam

Peddi : Sakit

Pella : Panas

Pedde : Padam

Posi : Pusar

Ponco’ : Pendek

Palecce : Memindahkan

Pajokka : Tukang jalan

Penre’ : Menaikkan

Pongke’ : Pinggang

Poppa : Paha

R

Renreng : Tali, tambang

Ranreng : Menetap

Ranjang : Ranjang

Rante : Rantai

Rampe : Sebut, menyebut

Rekko : Bila, kalau, jika

Rakkapeng : Ani-ani

Riawang : Utara

Riaja : Barat

Riattang : Selatan

Relle’ : Jagung

S

Sappa : Cari

Sappo : Pagar

Sappo’ : sepupu

Saro : Untung

Sanre’ : Sandar

Sandala : Sandal

Sanggara : Pisang Goreng

Sore : Kandas

Sero : Timba

Sonra : Miring

Sompe : Layar

Salo : Sungai

Solang : Rusak

Sulle : Ganti

Salipi : Ikat pinggang

Sugi : Kaya

Sampo : Tutup

Sanra : Gadai

Seddi : Satu

Sempe’ : Tendang

Sokkang : Dorong, tolak

Sulara : Celana

Sokko : Beras ketan masak

Songko’ : Topi

Sangadi : Lusa

Soddi : Bakal gula merah

Sanru’ : Sendok nasi

Sanro : Dukun

Sinru : Sendok

Suro : Duta

Sokku : sempurna

Singkeru : Simpul

Sikku : Sikut

Sippo : Gigi Tanggal

Sitonra : Sepaham, sependapat

T

Tau : Orang

Tabbe : Banyak

Tuo : Hidup

Tudang : Duduk

Tumpe : Topang, dukung

Tuppang : Kodok

Tappareng : Danau

Tedong : Kerbau

Tanre : Tinggi

Tana : Tanah

Tanro : Sumpah

Teddu : Bangunkan dari tidur

Tettong : Berdiri

Tanrang : Tanda

Tado : Lasso

Teme : Kencing, pipis

Teddung : Payung

Tellu : Tiga

Tappere : Tikar

Taro : Simpan

Tasi’ : Laut,

Tasi : Benang Plastik

Tanru’ : Tanduk

Tabbe/Teddeng : Hilang

Te’de’ : Dinding bambu

Tadde : Keras

Tinro : Tidur

Timu : Mulut

Tengnga : Tengah

U

Ulle : Bisa, mampu, dapat

Ula : Ular

Ulaweng : Emas

Unrai : Benang

Unci : Nungging

Uri : Pantat, bokong

Ure : Urat

Uli : Kulit

Ujang : Kertas

Utti : Pisang

Ulu : Kepala

Uwae : Air

Uttu : Lutut

Uni : Suara, bunyi

Uleng : Bulan

Uleng Mattappa : Bulan Purnama

Unga : Bunga

W

Wari : Pangadereng

Wanua : Kampung

Wenni : Malam

Watang : Tubuh, pokok

Ware : Beras

Were : Nasib, peruntungan

Winru : Buatan

Waju : Baju

Witi : Betis

Welua : Gemme’

Wetteng : Gandum

Wara : Bara Api

Catatan :

Huruf awal yang tidak terdapat dalam bahasa Bugis, yakni : F, V, X, Q, Z

www.telukbone.org (Lembaga Seni Budaya Teluk Bone)


Tanggapan

  1. saya senang sekali membuka situs ini, saya dapat mengetahui bahasa bugis dengan benar dikarenakan saya keturunan bugis bone yang ke X yang lahir di luar tanah bugis yang tidak pandai berbahasa bugis…kalau bisa ada kamus bugis dengan tulisan bugis dan indonesia saya kira sangat menarik…apa lagi di bumbui musik tradisional bugis lewat instrumen…
    terima kasih


  2. sekera kumpulkan tokoh adat, ulama, pemerhati budaya untuk menyusun kamus bahasa bugis dengan aksara lontara’ yang disempurnakan dengan ejaan yang lengkap( kalau dalam bahasa arab ada fathah, kasroh, dommah, sukun, mad,dsb)
    banyak orang bugis dirantau yang sangat membutuhkan


  3. bagus bgt dh, pokoknya kosakatanya ditambah aj,
    usul saya, sbg to`ugi ditambah donk dgn peribahasa n pantun2ny, cos sy sbg orng bugis dikit bgt tau ttang sastra bugis


  4. Bahasa Bugis harus tetap dijaga dan dilestarikan. Jangan sampai terkubur oleh bahasa gaul anak remaja jaman sekarang.


  5. Saya juga senang dengan adanya situs ini. Saya anak bugis kelahiran sumatra (Kab. Indragiri Hilir – Riau. Desa Kuala Enok). Semoga ini dapat bermanfaat banyak buat anak-2 bugis yang belum begitu faham artinya.


  6. Terima kasih, itulah harapan kami. Salama topada salama


  7. terima kasih atas post nya..sangat berguna..saya minta kebenaran untuk meng’kopi’ postnya ke blog saya


  8. mohon maaf ini sappo’ ada yang mengganggu di benak saya.
    bgini sappo gita diatas tulis..

    Riawang : Utara

    Riaja : Barat

    Riattang : Selatan

    terus saya teringat klo kita bertanya arah solat ( kiblat = Barat ) ditanah bugis “to Bone tokka’ sappo” orang disana jawab ” mangolo riattang ki na’ “…


  9. As. Alaikum. Buat Saudaraku Mappa. Orang Islam di Indonesia bila shalat lima waktu selalu menghadap ke Barat (ke arah Kiblat) karena Kiblat di Arab itu secara geografis berada di sebelah barat Indonesia.
    Mengenai kata bugis ” Mangolo riattang ki ” berarti menghadap ke selatan

    Trims


  10. Saya keturunan Bugis Johore dan tidak dapat membelajari bahasa asal saya. Saya amat berterima kasih jika dapat dikirimkan Kamus Inggeris – Bugis atau Indonesia – Bugis kepada saya.


  11. akhirnya nemu apa yg saya cari2…
    terima kasih banyak… :)